Showing posts with label Islami. Show all posts
Showing posts with label Islami. Show all posts

Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah Dan Cara Mengqasar Salat

Qashar berdasarkan bahasa berarti meringkas, sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat. Mengqasar salat bagi orang yang memenuhi syarat hukumnya mubah (boleh) alasannya merupakan rukhshah (keringanan) dalam melakukan salat bagi orang-orang yang sudah memenuhi syarat. Salat yang boleh diqashar ialah salat Zuhur, Ashar dan Isya. Salat Maghrib dan Subuh dihentikan diqashar alasannya jumlah rakaatnya tidak empat rakaat. 
Firman Allah Swt.:

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا

Artinya: 
Dan apabila kau bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kau meng-qasar shalat, jikalau kau takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu ialah musuh yang aktual bagimu (Qs An-Nisa 4:101).

Dalam prakteknya, salat Qashar dilaksanakan bersamaan salat Jamak, jarang salat Qashar dilaksanakan sendiri atau tidak bersamaan dengan salat Jamak. Dengan demikian, salat Jama’ Qashar ialah salat Jama’ yang dilaksanakan dengan cara Qashar/diringkas.

Menurut mazhab Syafi'i dinyatakan lebih baik mengqasar bagi orang yang musafir yang cukup syarat-syaratnya. Demikian berdasarkan hadis sebagai berikut:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
Dari ibnu Umar ra ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala suka (senang) apabila segala kelonggarannya diterima (dilaksanakan oleh kamu), sebagaimana Ia sangat benci apabila segala kemaksiatannya dikerjakan oleh kamu". (HR.Ahmad)


Syarat Sah Salat Qashar
a. Orang boleh mengqasar ialah musafir yang bukan alasannya maksiat
b. Berniat mengqashar pada waktu takbiratul ikhram.
c. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalanan kaki, atau dua marhalah (yaitu sama dengan 16 farsakh). Keterangan ini berdasarkan hadis Nabi Saw.:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
"Pernah Ibn Umar  dan Ibnu Abbas ra mengqasar dan berbuka dalam perjalanan sejauh empat burud, yaitu enam belas farsakh" (HR. Bukhari)
Ulama berbeda pendapat ukuran 16 farsah, Jarak perjalanannya sudah ada 80,64 km.

Tentang batas waktu musafir, sebagian para ulama menyatakan tiga hari tida malam saja. Selebihnya dianggap sudah menjadi muqim. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
Dari Al-Ula bin Hadrumi ra Ia berkata: Nabi Saw: bersabda:"Telah tinggal kaum Muhajirin di Mekkah selama tiga hari sesudah menunaikan rukun hajinya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Cara mengqashar salat:
  1. Salat yang berjumlah 4 rakaat (Zuhur, Ashar dan Isya) sanggup diqashar menjadi 2 rakaat. Dalam prakteknya, bila sesorang melakukan sahalat Jama’ Qashar Zuhur dan Ashar maka Zuhurnya dikerjakan 2 rakaat dan Asharnya 2 rakaat
  2. Salat Magrib ialah salat yang rakaatnya tidak sanggup diqashar. Apabila diqashar tetap dilaksanakan 3 rakaat. sesorang yang ingin melakukan Jama’ Qashar antara salat Magrib dan Isya, maka Magrib dilaksanakan 3 rakaat dan Isya 2 rakaat.
  3. Adapun salat Subuh tidak sanggup dijama’ ataupun diqashar.



Tata Cara Salat Jamak Qashar
a. Salat Jamak Qashar memakai Jamak Taqdim, contohnya salat Zuhur dengan Ashar.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjamak Qashar salat Zuhur dengan Jamak Taqdim, menyerupai sebagai berikut;
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
"Saya berniat salat Zuhur dua rekaat digabungkan dengan salat asar dengan Jama Taqdim, di qasar alasannya Allah Ta'ala"
2) Takbiratul ihram.
3) Salat Zuhur dua rakaat (diringkas)
4) Salam.
5) Berdiri dan niat salat Ashar, menyerupai sebagai berikut:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
"Saya berniat salat asar dua rekaat digabungkan dengan salat zuhur dengan Jama Taqdim, di qasar alasannya Allah Ta'ala"
6) Takbiratul ihram.
7) Salat Ashar dua rakaat (diringkas)
8) Salam

b. Salat Jamak Qashar memakai Jamak takhir, contohnya salat Magrib dengan Isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1) Berniat menjamak Qashar salat Magrib dengan jamak takhir, menyerupai sebagai berikut:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
"Saya berniat salat magrib tiga rekaat digabungkan dengan salat isya dengan Jama Takhir alasannya Allah Ta'ala"
2) Takbiratul ihram.
3) Salat Magrib tiga rakaat menyerupai biasa.
4) Salam.
5) Berdiri dan niat salat Isya, menyerupai sebagai berikut:
 sedangkan salat Qashar ialah meringkas salat wajib empat rekaat menjadi dua rekaat Tata Cara Salat Jamak Qasar | Syarat Sah dan Cara Mengqasar Salat
"Saya berniat salat isya dua rekaat digabungkan dengan salat magrib dengan Jamak Takhir alasannya Allah Ta'ala"
6) Takbiratul Ihram.
7) Salat Isya dua rakaat (diringkas)
8) Salam

Tata Cara Sholat Jamak / Menjamak Sholat (Jamak Taqdim Dan Jamak Takhir)

Apa itu Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir?
1. Jamak Taqdim, ialah mengumpulkan dua salat wajib dikerjakan pada waktu yang pertama (awal). Jamak taqdim ada dua macam yaitu:
  • Mengumpulkan salat Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu dzhuhur.
  • Mengumpulkan salat Maghrib dan salat Isya, dikerjakan pada waktu Maghrib
2. Jamak Takhir, ialah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir). Jamak takhir ada dua macam, yaitu :
  • Mengumpulkan salat Zuhur dan salat Ashar, dikerjakan pada waktu Ashar.
  • Mengumpulkan salat Maghrib dan salat Isya, dikerjakan pada waktu Isya

Apa itu Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir Tata Cara Sholat Jamak / Menjamak Sholat (Jamak Taqdim dan Jamak Takhir)

Cara Melaksanakan salat Jamak Taqdim 
    Misalnya salat Zuhur dengan Ashar: salat Zuhur dahulu empat rakaat lalu salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu Zuhur.
Tata caranya sebagai berikut:
1. Berniat salat Zuhur dengan Jamak Taqdim. Bila dilafalkan yaitu:
Apa itu Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir Tata Cara Sholat Jamak / Menjamak Sholat (Jamak Taqdim dan Jamak Takhir)
"Saya niat sholat jamak zuhur empat rekaat digabungkan dengan sholat ashar sengan jamak taqdim sebab Alla Ta'ala"
2. Takbiratul ihram
3. Salat Zuhur empat rakaat ibarat biasa.
4. Salam.
5. Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jikalau dilafalkan sebagai berikut;
Apa itu Sholat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir Tata Cara Sholat Jamak / Menjamak Sholat (Jamak Taqdim dan Jamak Takhir)
"Saya niat sholat ashar empat rekaat digabungkan dengan sholat zuhur dengan jamak taqdim sebab Allah Ta'ala"
6. Takbiratul Ihram.
7. Salat asar empat rakaat ibarat biasa.
8. Salam
Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus pribadi berdiri,tidak boleh diselingi perbuatan atau perkataan contohnya zikir, berdoa, bercakap-cakap dan lain-lain).

Cara Melaksanakan salat Jamak Takhir
    Misalnya salat Magrib dengan Isya: boleh salat Magrib dulu tiga rakaat lalu salat Isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu Isya.
Tata caranya sebagai berikut:
1. Berniat menjama’ salat Magrib dengan Jamak Takhir, ibarat sebagai berikut;
"Saya niat sholat magrib tiga rekaat digabungkan dengan sholat isya dengan jamak takhir sebab Allah Ta'ala"
2. Takbiratul ihram
3. Salat Magrib tiga rakaat ibarat biasa.
4. Salam.
5. Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (Isya), ibarat sebagai berikut;
"Saya niat sholat isya empat rekaat digabungkan dengan sholat magrib dengan jamak takhir sebab Allah Ta'ala"
6. Takbiratul Ihram
7. Salat Isya empat rakaat ibarat biasa.
8. Salam
Catatan: Ketentuan sesudah salam pada salat yang pertama sama ibarat salat Jamak Taqdim. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya saat waktu salat pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak Takhir, sudah berniat untuk menjama’ ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang kedua.


Sebelum melakukan sholat jamak, akan lebih baik jikalau kita mengetahui syarat-syaratnya:
Syarat-Syarat Umum Salat Jamak

  1. Musafir, orang sedang dalam perjalanan dan perjalanannya tidak untuk maksiat.
  2. Jarak perjalanan minimal 80.64 km,
  3. Tidak boleh makmum dengan orang yang mukim.
  4. Berniat salat Jamak.

Syarat Jamak Taqdim

  1. Dikerjakan dengan tertib, yakni dengan salat yang pertama contohnya Zuhur dahulu, lalu Ashar. Setelah itu, Maghrib dahulu lalu Isya.
  2. Niat Jama’ dilakukan (dilahirkan) pada salat pertama.
  3. Berurutan antara keduanya; yakni dihentikan disela dengan salat sunat atau lain-lain.

Syarat Jamak Takhir

  1. Niat Jamak takhir dilakukan pada salat yang pertama.
  2. Masih dalam perjalanan daerah datangnya waktu yang kedua.

Rukun Khutbah Jumat, Syarat, Dan Sunnah Khutbah Jumat

Rukun Khutbah Jumat
    Rukun Khutbah Jumat terdiri lima, yaitu:
1. Hamdalah
    Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah, yaitu lafaz yang memuji Allah Swt. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamdu dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:
 Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah Rukun Khutbah Jumat, Syarat, dan Sunnah Khutbah Jumat

2. Membaca dua kalimat syahadat pada khutbah pertama dan kedua:
 Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah Rukun Khutbah Jumat, Syarat, dan Sunnah Khutbah Jumat

3. Shalawat kepada Nabi Saw.
    Shalawat kepada nabi Muhammad Saw. harus dilafalkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya usahalli 'ala Muhammad, atau as-salatu ' ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.
Contoh bacaan:
 Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah Rukun Khutbah Jumat, Syarat, dan Sunnah Khutbah Jumat

4. Washiyat untuk Taqwa
    Yang dimaksud dengan washiyat ini yaitu perintah atau permintaan atau usulan untuk bertakwa atau takut kepada Allah Swt. beberapa ulama memberi penjelasan, di antaranya ada yang beropini bahwa washiyat yang dimaksud ini yaitu perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ada juga yang beropini bahwa cukup dengan permintaan untuk mengerjakan perintah Allah. Bahkan ada yang beropini bahwa washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah. Lafalnya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:
Ketiga rukun di atas harus terdapat pula dalam kedua khutbah Jumat itu.

5. Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
    Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan Lafal: “tsumma nazhar” atau potongan ayat sejenisnya.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat ihwal perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat al-Quran ihwal dongeng umat terdahulu dan lainnya.
Contoh bacaan:
 Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah Rukun Khutbah Jumat, Syarat, dan Sunnah Khutbah Jumat

6. Doa untuk umat Islam
    Pada bab akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang pada dasarnya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: “Allahummagfir lil muslimin wal muslimat” Atau kalimat "Allahumma ajirna minannar".
Contoh bacaan doa penutup:
 Khutbah Jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah Rukun Khutbah Jumat, Syarat, dan Sunnah Khutbah Jumat


Syarat Khutbah Jumat
1. Khutbah dilaksanakan pada waktu Zuhur
2. Berdiri jikalau mampu
3. Dengan bunyi yang keras
4. Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah
5. Khatib menutup aurat
6. Berurutan antara khutbah pertama dan kedua
7. Tertib, yakni berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.
Sabda Rasulullah Saw:
"Bila Raulullah Saw. Berkhutbah, kedua matanya merah, suaranya keras, dan semangatnya tinggi bagai seorang panglima yang memperingatkan kedatangan musuh yang menyergap di kala pagi dan sore" (HR. Muslim dan Ibnu Majah)


Sunnah Khutbah Jumat
1. Khatib menghadap jamaah.
2. Menggunakan bahasa yang gampang dipahami.
3. Memberi salam pada permulaan khutbah Jumat.
4. Dilakukan di daerah yang lebih tinggi atau di atas mimbar.
5. Disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematik dan temanya sesuai dengan kondisi yang terjadi.
6. Materi khutbah hendaklah pendek, jangan terlalu panjang sebaiknya salatnya saja yang panjang.



Khutbah Jumat Abu Nawas
    Abu Nawas dikenal sebagai mubaligh oleh tetangga dan warga sekitarnya, dan tak jarang ada orang yang berkunjung ke rumahnya hanya sekedar bersilaturrahmi dan meminta petunjuk semoga usaha
yang dijalankannya berjalan lancar dan diridhai Allah Swt.
    Namun satu hal pesan dari Abu Nawas ini, bahwa Abu Nawas tidak bisa memperlihatkan janji, hanya saja dirinya mengingatkan semoga selalu ingat kepada Allah Swt. dengan jalan bersedekah.
    Hari Jumat telah tiba, Abu Nawas yang ditunjuk menjadi imam sekaligus khatib untuk memperlihatkan ceramah pun bersiap berangkat ke masjid.
     Abu Nawas segera mandi dan berpakaian rapi. Setelah berpamitan dengan istrinya, Abu Nawas kemudian melangkahkan kakinya menuju masjid. Tidak usang kemudian, terdengar bunyi azan.

     Umat Islam khususnya pria berbondong-bondong menuju masjid dan meninggalkan segala jenis aktivitasnya. Para warga sangat bahagia dan antusias sekali alasannya yaitu biasanya ceramah dari Abu Nawas ini sangat sesuai dengan situasi terkini.
    Namun belum usang Abu Nawas berkhutbah, dilihatnya banyak para jamaah banyak yang mengantuk, bahkan ada yang tertidur. Melihat hal itu, Abu Nawas berteriak: “Api Api Api,” ujar Abu Nawas dengan keras.
    Kontan saja para jamaah terbangun kaget, menoleh kiri dan kanan mendengar teriakan Abu Nawas itu. Sebagian malah ada yang hanya saling pandang saja.
“Dimana apinya, dimana,” teriak jamaah.
    Abu Nawas yang melihat para jamaah terbangun dan panik, lantas Abu Nawas meneruskan khutbahnya tanpa peduli pertanyaan para jamaah mengenai letak apinya.
    “Api yang dahsyat di neraka, bagi mereka yang lalai dalam beribadah,” kata Abu Nawas dalam khutbahnya. Setelah memberikan khutbahnya, Abu Nawas segera menutup bab kedua khutbah dengan berdoa.
    Sesaat kemudian, Abu Nawas kemudian memimpin salat Jumat dengan khusyuk diikuti oleh para jamaah. Para Jamaah tersadar dan masih ingat akan Api Neraka yang diucapkan oleh Abu Nawas tadi.  

Zikir Dan Doa Setelah Sholat (Yang Di Baca Setelah / Setelah Sholat)

Bacaan zikir sehabis sholat disebut juga dengan istilah wirid, yaitu bacaan-bacaan yang dibaca setiap hari. Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut:
1. Membaca syahadat sambil mengusapkan ajun pada wajah setelah mengucapkan salam yang kedua.

2. Membaca istighfar, bacaan istighfar yang umumnya dibaca yaitu  
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)
Artinya: Ya Allah berilah ampun untuk tubuh hamba sendiri, untuk kedua orang bau tanah hamba, dan untuk oran-orang mukmin pria dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang telah mati, dan kepada Allah hamba bertaubat kembali. 3x

3. Bacaan Tahlil
Artinya: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Maha Esa tidak bersekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan segala puji; Dia Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu". 3x

4. Bacaan
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)
Artinya: "Ya Allah! Tuhanlah Yang Maha Sejahtera dab daripada Tuhanlah segala kesejahteraan dan kepada Tuhanlah akan kembali lagi segala kesejahteraan itu. Ya Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera. Dan masukkanlah kami kedalam sorga kampung kesejahteraan. Maha Mulia Allah Tuhan kami, dan Maha Luhur. Ya Allah Dzat yang bersifat Agung, Maha Kuasa dan Maha Mulia.

5. Bacaan Berikut
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)
Artinya: "Ya Allah, tidak ada yang sanggup menghalangi terhadap yang Engkau berikan, dan tidak ada yang sanggup memberi terhadap apa yang Engkau larang, tidak ada yang sanggup menolak terhadap apa yang telah Engkau tentukan, dan tidaklah bermanfaat kepada orang-orang yang mempunyai derajat (jika ada) derajat dari Mu".

6. Terus disambung surat al-Fatihah, al-Baqarah, dan ayat al-Kursi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ - 1:1
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ - 1:2
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ - 1:3
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ - 1:4
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ - 1:5
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ - 1:6
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ - 1:7

الم - 2:1
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ - 2:2
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ - 2:3
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ - 2:4
أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ - 2:5

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ - 2:163

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ - 2:255

لِّلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ - 2:284
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ - 2:285
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ - 2:286

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ - 3:26


7. Membaca tasbih, tahmid, dan takbir
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)
Artinya: 
"Maha Suci Allah" (33x)
"Segala Puji Bagi Allah" (33x)
"Allah Maha Besar" (33x)

8. Lalu dilanjutkan dengan
Setelah final membaca Allahu Akbar 33 kali terus dilanjutkan dengan bacaan sebagai berikut:
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)

9. Ditutup dengan doa
 Adapun urutan bacaan zikir atau wirid sehabis shalat lima waktu sebagai berikut Zikir dan Doa Setelah Sholat  (Yang di Baca Setelah / Sesudah Sholat)


Itulah tadi bacaan zikir dan doa setelah sholat, sebagai mana kita tahu bahwa zikir dan doa mempunyai banyak sekali manfaat.
    Orang yang baik dan benar perlu permulaan yang baik dan benar pula. Permulaan yang baik dan benar membutuhkan keikhlasan, sedangkan pangkal keikhlasan yaitu niat yang baik dan benar. Sumber niat yang baik dan benar yaitu hati yang higienis dan suci, namun hati yang higienis dan suci itu tak pernah akan sanggup kita raih kecuali dengan zikrullah(mengingat Allah). Setiap manusia, setiap detiknya selalu bergantung kepada rahmat dan nikmat Allah. Alangkah sombongnya kita bila hampa dari acara zikir dan doa. Zikir dan doa layak dilaksanakan meskipun kita dalam kesibukan dan dalam kondisi apapun. “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kau dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al Munafiqun [63]:9)
    Zikir dan doa merupakan salah satu manifestasi peribadatan dan ketaatan insan kepada Tuhan-Nya. Disamping ibadah-ibadah lainnya yang utama dan tidak terbilang, kita diperintahkan untuk melantunkan zikir dan doa kepada Allah, alasannya yaitu luas dan begitu dalamnya mutiara pesan tersirat yang dikandungnya. zikir diperintahkan Allah setiap ketika dan setiap waktu, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya.” (QS. Al Ahzab [33] : 41).
    Dengan berzikir, kita berusaha untuk taqarrub ilallah, mendekat pada-Nya, serta supaya selalu merasa diawasi oleh-Nya. Dan Hasilnya yaitu ketenangan batin (QS. Ar Ra'du [13]:28) dan korelasi sejati dengan Tuhan. Selain itu, efek dari acara zikir ini ialah akan merubah segenap keputusan dan prilaku masyarakat insan sesuai lintasan-Nya.
    Dengan zikir juga kita sanggup menjaga kesinambungan dan keselarasan perspektif agama sesuai dengan jiwa rohani masyarakat modern yang cenderung dislokasi terhadap aliran agama. Karena zikir yaitu salah satu obat bagi insan modern supaya tidak terperangkap dalam labirin aneka macam gagasan dan kecenderungan yang khilaf. Manusia diciptakan dari dua komponen, rohani dan jasmani. Keduanya mempunyai karakteristik masing-masing sebagaimana makhluk Allah lainnya. Secara natural fitriyah, tentu  saja jasmani memerlukan ’makanan’ untuk tetap bertahan, supaya sehat dan tumbuh berkembang. Karena jasmani yaitu benda kongkrit, maka makanannya pun benda kongkrit.

Tenangnya Dekat dengan Allah Swt
    Sebagaimana jasmani, rohani pun membutuhkan makanan. Lain halnya dengan jasmani, rohani bersifat aneh (hanya Allah yang tahu hakikatnya), maka makanannya pun aneh pula. Karena abstrak, tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya kecuali mengikuti petunjuk-Nya, yang membuat ruh itu. Allah mengajarkan zikir sebagai obat (makanan) bagi ketenangan rohani.
    Kaprikornus sanggup disimpulkan bahwa zikir amatlah penting. Selain sebagai perwujudan ibadah kepada Allah, zikir juga merupakan kebutuhan pokok yang paling asasi untuk mewujudkan keseimbangan hidup manusia, antara jasmani dan rohani.

Pengertian, Tata Cara Zikir Dan Doa | Adab, Waktu Dan Daerah Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir Dan Doa)

Biasakanlah untuk berzikir dan berdoa setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu. Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk selalu mengingat Allah Swt. dalam aneka macam situasi dan keadaan. Mengingat insan merupakan makhluk yang lemah dan membutuhkan ketergantungan dengan Khaliq-nya. Salah satu upaya untuk melengkapi kekurangan insan yaitu dengan berdoa. Dengan berdoa diperlukan insan selalu meminta segala kebutuhannya hanya kepada Allah Swt.

Pengertian Zikir
    Kata zikir berasal dari kata “zakaro" >> "yazkuru" >> "zikran", artinya; mengingat, menyebut, menuturkan atau merenungi. Sedangkan berdasarkan istilah yaitu mengingat Allah Swt., dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara menyebut semua sifat-sifat keagungan-Nya atau kemulian-Nya, menyerupai membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kau ingkar kepada-Ku. (Qs. Al-Baqarah 2:152)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, (Qs. Al-Ahzab 33:41)

Diriwayatkan dari Abu Darda' ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
 setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu Pengertian, Tata Cara Zikir dan Doa | Adab, Waktu dan Tempat Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir dan Doa)
Artinya: "Maukah kau saya tunjukan amalan yang terbaik dan paling suci disisi Rabbmu, yang paling mengangkat derajatmu. Lebih baik bagimu daripada menginfakkan emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu lantas kau memenggal leher mereka atau mereka memnggal lehermu?" Para sahabat yang hadir menjawab; "Tentu saja wahai Rasulullah!" Beliau bersabda: "Zikir kepada Allah yang Tinggi." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Pengertian Doa 
    Doa berdasarkan bahasa yaitu memanggil atau memohon sesuatu, sedangkan berdasarkan istilah yaitu permohonan sesuatu yang disampaikan insan sebagai makhluk kepada Allah Swt sebagai Sang Pencipta dengan merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) ihwal Aku, maka tolong-menolong Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila beliau berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, biar mereka memperoleh kebenaran. (Qs. Al-Baqarah 2:186)

Bagi seorang mukmin yang ingin berhasil dalam kehidupan ini, ada dua cara yang harus ditempuhnya yaitu: berusaha dan berdoa kepada Allah. Kedua hal ini harus ditempuh, lantaran di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang sanggup dijangkau oleh anutan manusia, tetapi ada pula yang tidak dijangkaunya. Oleh lantaran itu kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.


Tata Cara Zikir dan Berdoa
    Mengucap zikir intinya tidak dibatasi jumlah bilangan. Demikian pula mengenai lafal, waktu, cara dan daerah melaksanakannya. Akan tetapi, zikir seyogyanya dilakukan di tempat-tempat yang suci dilandasi dengan niat yang ikhlas, di samping perilaku kusyu dan tawadhu, Allah Swt berfirman:

وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kau termasuk orang-orang yang lengah. (Qs. Al-A'raf  7:205)

Firman Allah Swt. di atas memuat tata cara (adab) berzikir, antara lain :
1. Zikir hendaknya dilakukan dengan perilaku tadarru' (merasa dirinya hina dan papa di hadapan Allah Swt). Dengan demikian orang yang berzikir harus menawarkan perilaku tawadhu' kepada-Nya.
2. Zikir dilakukan dengan rasa takut kepada Allah Swt. Takut kepada keagungan dan kemuliaan Allah Swt.
3. Zikir dilakukan dengan bunyi yang lembut,pelan dan kusyuk.

Cara berzikir ada tiga macam, yaitu:
1. Zikir dengan hati
    Zikir dengan hati ialah dengan cara bertafakur memikirkan ciptaan Allah Swt, sehingga timbul di dalam pikiran kita bahwa Allah Swt. yaitu Dzat yang Maha Kuasa. Semua yang ada di dalam alam semesta ini pastilah ada yang membuat dan mengaturnya, yaitu Allah Swt.
2. Zikir dengan perbuatan
    Yaitu dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu mesti diawali dengan niat untuk mendapat ridha Allah Swt. Jadi, menuntut ilmu, bersilaturahmi, mencari nafkah, dan amalan-amalan lainnya yang diperintahkan oleh agama yaitu termasuk dalam lingkup zikir dengan perbuatan
3. Zikir dengan ucapan
    Zikir dengan ucapan yaitu dengan cara menyebut asma Allah atau dengan mengucapkan kalimat-kalimat WD\\LEDK. Sehingga setiap kali menyebut-Nya akan semakin bertambah keimanan kita kepada Allah Swt.
Contoh kalimat toyibah:
 setiap waktu terutama sehabis melaksanakan salat lima waktu Pengertian, Tata Cara Zikir dan Doa | Adab, Waktu dan Tempat Baik Untuk Berdoa (Manfaat Zikir dan Doa)


Adab Berdoa
1. Menghadap kiblat.
2. Memperhatikan ketika yang sempurna untuk berdoa, menyerupai di tengah malam dan sehabis shalat fardhu.
3. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.
4. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.
5. Harus ada perilaku tawadhu' (rendah hati) dan Tadarru' (rendah diri) dan rasa takut.
6. Hendaklah disertai dengan hati yang khusyu’ dan meyakini bahwa doanya akan dikabulkan
oleh Allah Swt.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ(1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ(3) 

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, (Qs. Al-Mu'minun 23:3)

7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan bunyi keras. Firman Allah :

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kau sanggup menyeru, lantaran Dia memiliki nama-nama yang terbaik (Asm±‘ul ¦usn±) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” (Qs. Al-Isra 17:110)

8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahim.
9. Tidak terburu-buru, maka doanya tidak akan dikabulkan.
10. Berdoa dihentikan setulus hati dan berkata kepada Allah
11. Memilih kalimat-kalimat yang luas maknanya, tidak tertuju kepada kepentingan yang sesaat dan ruang lingkupnya sempit. Misalnya: perkataan pangkat, jabatan, lulus ujian diganti kebaikan dunia. Perkataan uang, bahan tertentu diganti dengan rezeki yang luas. Perkataan tubuh langsing, kurus, kuat, dan lain-lain diganti dengan kesehatan. Perkataan pintar, ilmu tinggi diganti dengan ilmu yang manfaat. Perkataan anak yang bergelar tinggi diganti dengan anak yang saleh
12. Jangan mendoakan diri, keluarga, anak, harta, pelayan dengan doa yang jelek Isi doanya dimulai dari mendoakan diri sendiri dulu, gres untuk yang lain
13. Menyapu muka dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa.

Waktu-waktu yang lebih utama untuk berdoa untuk berdoa
1. Pada bulan Ramadan, terutama pada malam Lailatul Qadar.
2. Pada waktu wukuf di ‘Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.
3. Pada hari jumat (waktu antara dua khutbah).
4. Pada waktu seseorang sedang puasa.
5. Ketika turun hujan.
6. Sebelum dan sesudah.
7. Sesudah shalat lima waktu.
8. Di tengah malam (sepertiga malam yang terakhir)
9. Di antara azan dan iqamat.
10. Ketika I'tidal yang tamat dalam salat.
11. Ketika sujud dalam salat.
12. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.
13. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang tamat dan waktu sahur.
14. Sepanjang hari Jumat, lantaran mengharap berjumpa dengan saatijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jumat.
15. Antara Zuhur dengan ‘Ashar dan antara ‘Ashar dengan Maghrib.
16. Pada ketika kritis atau genting
17. Pada ketika teraniaya.
18. Pada waktu minum air zam-zam.

Tempat-tempat yang baik untuk berdoa
1. Ketika melihat Ka’bah.
2. Ketika melihat masjid Rasulullah Saw.
3. Di daerah dan di kala melaksanakan thawaf.
4. Di sisi Multazam di dalam Ka’bah.
5. Di sisi sumur Zamzam.
6. Di belakang makam Ibrahim.
7. Di atas bukit Shafa dan Marwah.
8. Di ‘Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.

Manfaat Zikir dan Doa
1. Dapat menentramkan hati

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar-Rad 13:28)

2. Dapat menjadikan kesabaran.
3. Menambah pahala dan menambahkan rasa kasih sayang kepada sesama.
4. Menimbulkan sifat berhati-hati.

Dengan sering kita berdoa setelah shalat fardu banyak manfaat yang akan diperoleh, diantaranya:
1. Akan terhindar dari sifat sombong dan congkak.
2. Akan terhindar dari sifat simpel putus asa.
3. Hati dan pikiran kita akan damai dan tentram.
4. Akan memberi motivasi atau dorongan yang berpengaruh dalam menjalani kehidupan ini.
5. Memberikan derma dalam menempuh kehidupan.
6. Kita akan merasa semakin bersahabat dengan Allah Swt.
7. Di darul abadi kelak, kita akan mendapat daerah yang mulia di sisi Allah, yaitu surga

Doa yang Tidak/Belum Terkabulkan    Dalam melaksanakan doa, ada beberapa alasannya mengada doa seseorang tidak atau belum dikabulkan, yaitu :
1. Ditunda untuk lain waktu.
2. Ditangguhkan pengabulannya di akherat atau dikabulkan dalam bentuk lain.
3. Jika dikabulkan, akan berakibat tidak baik bagi pemohon.

Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa Dan Menggantikan Imam Yang Batal

Cara Mengingatkan Imam yang Lupa
    Jika imam lupa dalam bacaan atau ayat, cara mengingatkannya yakni dengan meneruskan bacaan atau ayat tersebut yang benar. Jika imam terus saja, maka makmum hendaknya tetap mengikuti imamnya. Jika imam keliru dalam gerakannya maka hendaklah makmum mengingatkannya, caranya yakni dengan makmum mengucapkan tasbih (subhanallah) bagi makmum pria dan bagi makmum perempuan dengan menepukkan punggung telapak tangan kiri pada bab dalam telapak tangan kanan. Kedua cara tersebut, baik ucapan tasbih amaupun tepuk tangan harus sanggup terdengar oleh imam. Apabila kekeliruan itu yakni bacaannya, hendaklah makmum membenarkannya.
    Bila imam lupa meninggalkan rukun salat menyerupai sujud dan ruku’, dan makmum telah mengingatkannya dengan tasbih, ia wajib segera melaksanakannya dan sehabis itu melaksanakan sujud sahwi. Khusus pada persoalan imam lupa melaksanakan tashahhud awal, bila imam telah terlanjur bangkit tegak saat makmum mengingatkannya, maka imam tidak perlu kembali duduk, namun melanjutkan salat dan melaksanakan sujud sahwi. Namun bila imam belum bangkit tegak, contohnya masih dalam keadaan jongkok, ia harus kembali duduk dan melaksanakan sujud sahwi. Kaprikornus hanya dalam persoalan lupa meninggalkan amalan sunnah salat, imam boleh melanjutkan salat dan tidak menggubris peringatan dari makmum.

 cara mengingatkannya yakni dengan meneruskan bacaan atau ayat tersebut yang benar Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa dan Menggantikan Imam Yang Batal

Cara Menggantikan Imam yang Batal
    Apabila seorang imam batal, maka ia digantikkan oleh makmum yang sempurna di belakangnya. Imam sanggup diganti melalui arahan yang gampang dipahami. Makanya sangat dianjurkan yang berada di belakang imam itu yakni yang siap menggantikan imam apabila ia lupa, yaitu orang yang paham ilmu agama. 
Ada beberapa yang harus diperhatikan terkait imam yang batal dalam salat berjamaah, yaitu:
  1. Makmum sebelah belakang kanan imam yang berhak menjadi pengganti imam bila batal salatnya.
  2. Imam memberi arahan bila dirinya batal, dengan cara bergeser ke “kanan” dan balik kanan.
  3. Makmum yang di kanan imam menggantikan maju kedepan menempati posisi Imam dan melanjutkan tugas
  4. Ada juga model yang imam keluar barisan dengan shaf bergeser, yang kanan bergeser kekiri menempati ruang kosong begitu seterusnya hingga lengkap, imam  yang batal ambil wudu dan masuk dibarisan paling belakang atau yang kosong (sesuai kondisi) untuk melanjutkan ikut imam gres secara masbuk. (Sumber ref: Buku PAI)

Pengertian, Lafal, Dan Doa Setelah Azan & Iqamah | Doa Menjawab Azan, Keutamaan, Hukum, Syarat, Dan Sunnah Azan & Iqamah (Lengkap)

Pengertian Azan dan Iqamah
    Azan secara bahasa ialah pengumuman atau pemberitahuan, dan dalam istilah azan ialah perkataan tertentu yang berkhasiat memberitahukan masuknya waktu salat yang fardhu. Sedangkan iqamah ialah menandakan salat berjamaah dimulai. Hukum azan dan iqamah ialah sunnah.

 secara bahasa ialah pengumuman atau pemberitahuan Pengertian, Lafal, dan Doa Sesudah Azan & Iqamah | Doa Menjawab Azan, Keutamaan, Hukum, Syarat, dan Sunnah Azan & Iqamah (Lengkap)

Adapun lafal azan adalah:

(1) اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
(2) أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
(3) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(4) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(5) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(6) اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
(7) لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Artinya:
1. Allah Maha Besar 4 X
2. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah 2 X
3. Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah 2 X
4. Mari kita mendirikan salat 2 X
5. Mari kita meraih kemenangan 2 X
6. Allah Maha Besar 2 X
7. Tiada Tuhan selain Allah
Catatan :
Khusus untuk adzan shalat subuh, sehabis membaca lafadz "Hayya 'Alal Falaah", mu'azin kemudian membaca lafadz berikut ini:
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ ، اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ
Artinya: Salat itu lebih baik daripada tidur

Lafal Iqamah
    Adapun untuk lafadz iqomah hampir sama ibarat lafadz adzan, hanya saja diucapkan tidak berulang-ulang alias satu kali. Dan berikut ialah lafadz iqomah bahasa arab lengkap

(1) اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
(2) أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
(3) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(4) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(5) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(6) قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ
(7) اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
(8) لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
Artinya:
1. Allah Maha Besar 2 X
2. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah
3. Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah
4. Mari kita mendirikan salat
5. Mari kita meraih kemenangan
6. Sesungguhnya salat akan segera dimulai 2 X
6. Allah Maha Besar 2 X
7. Tiada Tuhan selain Allah

Doa Sesudah Azan

اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ يَآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Alloohumma robba haadzihid da'watit taammati washsholaatil qoo-imati aati muhammadanil washiilata wal fadhiilata wasy syarofa wad darajatal 'aaliyatar rofii'ata wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtah innaka laa tukhliful mii'aada ya arhamar roohimiina.
Artinya :
Ya Allah Tuhan yang mempunyai permintaan yang tepat dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah beliau pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, bergotong-royong Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.

Bacaan Doa Sesudah/Setelah Iqomah

اَقَامَهَااللهُ وَاَدَامَهَا مَادَامَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ
Aqoomahalloohu wa-adaamahaa maadaamatis samaawaatu wal-ardlu
Artinya :
Semoga Allah menegakkan dan mengekalkan shalat selama masih ada langit dan bumi.


Bacaan yang diucapkan oleh orang yang mendengar azan (doa menjawab azan)
    Disunnahkan bagi orang yang mendengarkan Azan baik pria maupun perempuan untuk :
1. Mengucapkan ibarat yang diucapkan mu’adzzin biar mendapat pahala ibarat beliau kecuali dalam bacaan hayya bantalan salat, dan hayya 'alal falah orang yang mendengarkannya mengucapkan laa hawla wala quwwata illa billahil `aliyyil adzim.
2. Setelah Azan selesai disunnahkan untuk bersalawat kepada nabi dengan pelan bagi yang Azan maupun yang mendengar.
3. Disunnahkan membaca doa ketika selesai mendengar Azan :
 secara bahasa ialah pengumuman atau pemberitahuan Pengertian, Lafal, dan Doa Sesudah Azan & Iqamah | Doa Menjawab Azan, Keutamaan, Hukum, Syarat, dan Sunnah Azan & Iqamah (Lengkap)
Ya Allah Tuhan yang mempunyai permintaan yang tepat ini, dan salat wajib yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad al-wasilah (derajat di surga) dan fadhilah, serta bangkitkanlah beliau dalam maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan). Maka beliau berhak mendapat syafaatku di hari kiamat.


Keutamaan Azan dan Iqamah
    Azan mempunyai keutamaan yang besar sehingga andai saja orang-orang tahu keutamaan pahala yang didapat dari mengumandangkan Azan, pastilah orang-orang akan berebutan. Bahkan kalau perlu mereka melaksanakan undian untuk sekedar sanggup mendapat kemuliaan itu. Hal diatas atas dasar hadis Nabi SAW.:
 secara bahasa ialah pengumuman atau pemberitahuan Pengertian, Lafal, dan Doa Sesudah Azan & Iqamah | Doa Menjawab Azan, Keutamaan, Hukum, Syarat, dan Sunnah Azan & Iqamah (Lengkap)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda,”Seandainya orang-orang tahu keutamaan azan dan berdiri di barisan pertama salat (shaff), dimana mereka tidak sanggup mendapatkannya kecuali harus mengundi, pastilah mereka mengundinya di antara mereka..(HR. Bukhari)
Selain itu, ada keterangan yang menyebutkan bahwa nanti di akhirat, orang yang mengumandangkan azan ialah orang yang mendapat keutamaan dan kelebihan.
 secara bahasa ialah pengumuman atau pemberitahuan Pengertian, Lafal, dan Doa Sesudah Azan & Iqamah | Doa Menjawab Azan, Keutamaan, Hukum, Syarat, dan Sunnah Azan & Iqamah (Lengkap)
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya saya termasuk orangorang yang mengalah diri?”(QS. Fushshilat [41] : 33)
Menurut mereka, makna dari menyeru kepada Allah Swt. di dalam ayat ini ialah mengumandangkan azan. Berarti kedudukan mereka paling tinggi dibandingkan yang lain.

Hukum Azan Iqamah, dan Hal Yang Berhubungan Dengannya
    Hukum azan berdasarkan jumhur ulama ialah sunnah muakkadah, yaitu bagi pria yang dikerjakan di masjid untuk salat wajib lima waktu dan juga salat Jumat. Sedangkan selain untuk salat tersebut, tidak disunnahkan untuk mengumandangkan azan, contohnya salat idul Fitri, salat idul Adha, salat tarawih, salat jenazah, salat gerhana dan lainnya. Sebagai gantinya dipakai permintaan dengan lafal “Ash-salatu jamiatan”

Syarat Azan dan Iqamah
    Untuk dibenarkannya azan, maka ada beberapa syarat yang harus terpenuhi sebelumnya. Di antara syarat-syarat azan ialah :
1. Telah Masuk Waktu
    Bila seseorang mengumandangkan azan sebelum masuk waktu salat, maka azannya itu haram hukumnya sebagaimana telah disepakati oleh para ulama. Bila nanti waktu salat tiba, harus diulang lagi azannya. Kecuali azan shubuh yang memang pernah dilakukan 2 kali di masa Rasulllah Saw. azan yang pertama sebelum masuk waktu shubuh, yaitu pada 1/6 malam yang terakhir. Azan yang kedua ialah azan yang menandakan masuknya waktu shubuh, yaitu pada ketika fajar shadiq sudah menjelang.
2. Harus Berbahasa Arab
    Azan yang dikumandangkan dalam bahasa selain Arab tidak sah. Sebab azan ialah praktik ibadah yang bersifat ritual, bukan semata-mata panggilan atau menandakan masuknya waktu salat.
3. Tidak Bersahutan
    Bila azan dilakukan dengan cara sambung menyambung antara satu orang dengan orang lainnya dengan cara bergantian, hukumnya tidak sah.
4. Muslim, Laki, Aqil, Baligh.
    Azan tidak sah bila dikumandangkan oleh non-muslim, wanita, orang tidak waras atau anak kecil. Sebab mereka semua bukan orang yang punya beban ibadah.
5. Tertib Lafalnya
    Tidak diperbolehkan untuk terbolak-balik dalam mengumandangkan lafal azan. Urutannya harus benar. Namun para ulama setuju bahwa untuk mengumandangkan azan tidak disyariatkan harus punya wudu', menghadap kiblat, atau berdiri. Hukum semua itu hanya sunnah saja, tidak menjadi syarat sahnya azan.

Sunnah Azan
    Disunnahkan orang yang mengumandangkan azan juga orang yang mengumandangkan iqamah. Namun bukan menjadi keharusan mutlak, karena di masa Rasulullah Saw, Bilal ra. mengumandangkan azan dan yang mengumandangkan iqamah ialah Abdullah bin Zaid, sobat Nabi yang pernah bermimpi perihal azan. Hal itu dilakukan atas perintah Nabi juga. Adapun sunah-sunah azan ialah sebagai berikut:
  1. Hendaklah muazin suci dari hadas besar dan kecil.
  2. Hendaklah ia berdiri menghadap kiblat.
  3. Menghadapkan wajah dan lehernya ke sebelah kanan ketika mengucapkan ‘Hayya ‘alas shalah’ dan ke sebelah kiri ketika mengucapkan, ‘Hayya ‘alal falah’
  4. Memasukkan dua jari ke dalam telinganya, karena ada pernyataan Abu Juhaifah: Saya melihat Bilal azan dan berputar serta mengarahkan verbal ke sini dan ke sini, sedangkan dua jarinya berada ditelinganya.”
  5. Mengeraskan suaranya ketika azan, sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Nabi Saw., “Karena bergotong-royong tidaklah akan mendengar sejauh bunyi muadzin, baik jin, manusia, adapun sesuatu yang lain, melainkan mereka akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.”


Hal yang bekerjasama dengan disyariatkannya Azan dan Iqamah
  1. Salat yang disyariatkan karenannya azan dan iqamah: yaitu salat lima waktu dan salat yang dijamak dengan salat sebelumnya, dan salat yang diqadha.
  2. Salat yang disyariatkan baginya iqamah saja dan tidak disyariatkan Azan, yaitu salat yang dijamak dengan salat sebelumnya, dan salat yang di qadha.
  3. Salat yang mempunyai permintaan dengan lafadz tertentu, yaitu: salat gerhana matahari dan gerhana bulan.
  4. Salat yang tidak ada azan dan iqamahnya, yaitu salat sunah, slat janazah, salat dua hari raya, salat istisqa, dan sebagainya.


Dahsyatnya Azan
  • Dikumandangkan ketika peristiwa-peristiwa bersejarah. Selain dipakai untuk menandakan waktu salat tiba, azan juga dikumandangkan pada momen-memen penting dan bersejarah. Misalnya ketika seorang bayi lahir. Selain itu, ketika insiden penting dalam Islam terjadi, azan juga berkumandang. Ketika pasukan Rasulullah berhasil menguasai Mekah dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan. Demikian juga ketika Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur
  • Banyak non-muslim yang menjemput hidayah sehabis mendengar azan. Banyak dongeng perjalanan hidup kaum mualaf sampai hasilnya menemukan hidayah yang seringkali menyentuh nurani. Berbagai alasannya ialah mereka hasilnya masuk Islam. Salah satu alasannya ialah yang sering terjadi ialah bunyi azan yang didengar mereka, telah menggetarkan hari dan kesadaran terdalam untuk mengucap syahadat. Kementerian Urusan Agama Turki pernah melansir sedikitnya 634 orang telah masuk Islam selama tahun 2011. Mereka ialah turis-turis yang tengah melancong ke Turki. Masih banyak lagi dongeng menyentuh mualaf yang masuk Islam sehabis mendengar alunan kumandang azan
  • Miliaran kali dikumandangkan semenjak 14 masa kemudian Azan dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak azan pertama kali dikumandangkan 14 masa kemudian sampai ketika ini, tak sanggup dihitung berapa juta kali azan telah berkumandang. Anggaplah setahun 356 hari. Jika 14 masa ialah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000 hari. Dalam satu hari, azan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya azan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1 juta muslim di dunia yang mengumandangkan azan, jadi azan telah dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali.
  • Tak henti dikumandangkan sampai kiamat. Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu salat pada setiap daerah. Ketika azan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya azan berkumandang di daerah lain. Satu jam sehabis azan selesai di Sulawesi, maka azan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan azan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma ialah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka azan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Begitu azan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh tempat India. Demikianlah seterusnya. (Sumber Ref: Buku PAI)

Fungsi Zikir Dan Doa Dalam Kehidupan

Orang yang baik dan benar perlu permulaan yang baik dan benar pula. Permulaan yang baik dan benar membutuhkan keikhlasan, sedangkan pangkal keikhlasan yaitu niat yang baik dan benar. Sumber niat yang baik dan benar yaitu hati yang higienis dan suci, namun hati yang higienis dan suci itu tak pernah akan dapat kita raih kecuali dengan Dzikrullah (mengingat Allah).

Setiap manusia, setiap detiknya selalu bergantung kepada rahmat dan nikmat Allah. Alangkah sombongnya kita kalau hampa dari kegiatan zikir dan doa. Zikir dan doa layak dilaksanakan meskipun kita dalam kesibukan dan dalam kondisi apapun. “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kau dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun[33]:41)

 Orang yang baik dan benar perlu permulaan yang baik dan benar pula Fungsi Zikir dan Doa Dalam Kehidupan

Zikir dan doa merupakan salah satu manifestasi peribadatan dan ketaatan insan kepada Tuhan-Nya. Disamping ibadah-ibadah lainnya yang utama dan tidak terbilang, kita diperintahkan untuk melantunkan zikir dan doa kepada Allah, sebab luas dan begitu dalamnya mutiara pesan yang tersirat yang dikandungnya. zikir diperintahkan Allah setiap ketika dan setiap waktu, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41).

Dengan berzikir, kita berusaha untuk taqaraub Ilallah, mendekat pada-Nya, serta semoga selalu merasa diawasi oleh-Nya. Dan karenanya dalah ketenangan batin (QS. Ar-Rad[13]:28) dan korelasi sejati dengan Tuhan. Selain itu, efek dari kegiatan zikir ini ialah akan merubah segenap keputusan dan prilaku masyarakat insan sesuai lintasan-Nya.

Dengan zikir juga kita dapat menjaga kesinambungan dan keselarasan perspektif agama sesuai dengan jiwa rohani masyarakat modern yang cenderung dislokasi terhadap fatwa agama. Karena zikir yaitu salah satu obat bagi insan modern semoga tidak terperangkap dalam labirin banyak sekali gagasan dan kecenderungan yang khilaf. Manusia diciptakan dari dua komponen, rohani dan jasmani. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing sebagaimana makhluk Allah lainnya. Secara natural fitriyah, tentu saja jasmani memerlukan ’makanan’ untuk tetap bertahan, semoga sehat dan tumbuh berkembang.

Karena jasmani yaitu benda kongkrit, maka makanannya pun benda kongkrit. Sebagaimana jasmani, rohani pun membutuhkan makanan. Lain halnya dengan jasmani, rohani bersifat ajaib (hanya Allah yang tahu hakikatnya), maka makanannya pun ajaib pula. Karena abstrak, tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya kecuali mengikuti petunjuk-Nya, yang membuat ruh itu. Allah mengajarkan zikir sebagai obat (makanan) bagi ketenangan rohani.

Kaprikornus dapat disimpulkan bahwa zikir amatlah penting. Selain sebagai perwujudan ibadah kepada Allah, zikir juga merupakan kebutuhan pokok yang paling asasi untuk mewujudkan keseimbangan hidup manusia, antara jasmani dan rohani. (Sumber ref: Buku PAI)